BIMA, TUPA NEWS.– Festival Pesona Dana Mbojo (FPDM) 2025 resmi berakhir dengan gemilang pada Sabtu (12/07/2025) malam. Selama tiga hari penuh, ribuan warga tumpah ruah di Lapangan Kantor Bupati Bima, tempat pelaksanaan festival budaya terbesar di wilayah Bima tahun ini. Kegiatan ini menjadi catatan sejarah baru karena sukses menghadirkan ragam seni budaya, hiburan musik, kolaborasi komunitas, hingga semangat gotong royong yang luar biasa.
Hari Pertama : Awal yang Hangat
Dibuka pada Kamis, 10 Juli 2025, FPDM memulai langkahnya dengan suasana yang hangat dan penuh semangat. Meskipun jumlah pengunjung belum terlalu ramai—mungkin karena masih hari kerja—namun nuansa festival tetap terasa hidup. Stand-stand UMKM dan kuliner lokal tampak antusias menyambut setiap pengunjung yang datang. Aktivitas berlangsung lancar dengan pelayanan yang ramah dan antusias dari para peserta stand.
Hari Kedua : Tarian, Musik, dan Aroma Kopi Tambora
Hari kedua, Jumat (11/07/2025), menjadi momentum lonjakan antusiasme warga. Penampilan La Hila Band yang dipimpin oleh Mas Nico dan Mas Ame Malingga berhasil membius penonton dengan lantunan lagu-lagu penuh semangat dan mengajak pengunjung bernyanyi bersama. Suasana makin semarak dengan suguhan Sendratari Nangi Dana Tambora, Tari Lupe, serta kolaborasi indah antara seni Marawis dan Kasidah Klasik.
Kejutan lainnya adalah pembagian 1.000 cangkir kopi robusta Tambora gratis kepada para pengunjung, yang menambah semarak malam penuh rasa. Riuh tepuk tangan dan decak kagum terdengar hingga pukul 23.00 malam. Menurut panitia, jumlah kehadiran warga yang memadati area festival melebihi ekspektasi. Lapangan luas milik Pemkab Bima nyaris tak menyisakan ruang kosong.
Hari Ketiga : Puncak Kemegahan FPDM 2025
Sabtu (12/07/2025), menjadi puncak dari seluruh rangkaian FPDM. Sejak sore, masyarakat mulai memadati lokasi. Pementasan Tarian Jejak di Ujung Tembe Nggoli langsung memukau penonton di awal acara. Kepadatan pengunjung bahkan membuat panitia memutuskan untuk membuka area steril di depan panggung agar bisa menampung lebih banyak penonton.
Diperkirakan lebih dari 4.000 orang hadir malam itu, dengan sekitar 1.500 hingga 2.000 penonton duduk tertib di depan panggung dari sisi barat hingga timur. Pemandangan ini begitu mengesankan—tanpa teriakan, tanpa dorong-dorongan, hanya semangat bersama menyaksikan pesta budaya.
Ketika Aan Sapoetra Kolaboration tampil, atmosfer berubah magis. Ribuan penonton seperti terhipnotis, mengikuti setiap denting musik dan harmoni suara. Teriakan histeris dan tepuk tangan panjang menjadi penanda puncak euforia warga. FPDM 2025 pun resmi dinobatkan sebagai festival paling spektakuler yang pernah digelar di Bima.
Kolaborasi Adalah Kunci Kesuksesan
Meski tidak ada ucapan terima kasih resmi dari panggung maupun media sosial, apresiasi patut diberikan kepada para pihak yang terlibat: EO, OPD pelaksana, pengisi acara, pemandu acara, kru panggung, sistem tata suara, petugas keamanan, serta komunitas konten kreator Bima Dompu yang aktif membagikan informasi ke publik.
Penghargaan khusus juga diberikan kepada La Hila Band, Aan Sapoetra Bima, Pak Camat Sape,M Akbar Musa., Sekdis Pariwisata Masykur Romeo, Kabag Humas Yan Suryadin,Uda Gedys selaku kordinator Musik modern sape.Kades Rasabou,Maaruf, serta para pelaku UMKM dan komunitas seni lainnya yang turut menyukseskan acara ini.
FPDM 2025 : Lebih dari Sekadar Festival, Ini Adalah Warisan Budaya
Festival Pesona Dana Mbojo bukan hanya panggung hiburan, tetapi juga ruang bersama untuk merayakan identitas, budaya, dan solidaritas masyarakat Bima Dompu. Dengan penuh rasa bangga, kita semua telah menoreh sejarah. FPDM 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi, kekompakan, dan cinta terhadap budaya lokal dapat menciptakan kemegahan yang tak terlupakan. Sampai jumpa di FPDM tahun depan!. (TN - 04)
COMMENTS