 |
| Kepsek SMP 13 Kobi Sulaiman tunjukkan sisa seragam putih biru untuk siswa baru yang dibagikan secara gratis. |
Kota Bima, Tupa News.- Luar biasa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP se Kota Bima pada Tahun Pelajaran (Tapel) 2020/2021, sebut saja SMP Negeri 13 Kota Bima yang berdomisili di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat. Pasalnya, sejak pembukaan penerimaan siswa baru serentak sejak Kamis (18/06/2020), namun hingga hari kelima Selasa (23/06/2020) di sekolah tersebut baru didatangi 18 orang calon siswa baru.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 13 Kota Bima, Drs. Sulaiman kepada wartawan ini mengatakan, pendaftaran secara serentak ini akan di tutup secara serentak pula pada Senin (29/06/2020) esok. “InSya Allah dalam waktu seminggu kedepan calon siswa baru akan bertambah, karena alasan calon siswa baru cukup mendasar dan kata mereka (Siswa) masih menunggu Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) dari sekolahnya masing-masing,” ujarnya dengan nada santai.
Kepsek Sulaiman yang ditemui di ruang kerjanya Selasa (23/06/2020) pagi, menuturkan, dalam rangka menarik minat para calon siswa baru pada tahun ini, pihaknya memberikan seragam putih biru bagi 10 orang pendaftar pertama secara gratis, dan hingga berita ini di tulis masih tersisa beberapa stelan seragam putih biru untuk siswi perempuan saja. Apabila ada calon siswa perempuan mendaftar, tentunya akan mendapatkan seragam ini. sementara bagi calon siswa laki-laki, pihak sekolah memberikan secara gratis buku satu lusin saat pendaftaran.
 |
| Calon siswa baru urutan ke 18 asal SDN 29 Tanjung, Rahman mendapatkan hadia buku 1 lusin secara gratis dari SMP 13 Kobi Selasa (23/06/2020) |
Saat ditanya sekolah mana saja yang masuk wilayah zonasinya, menurut Sulaiman, SDN yang masuk zonasi SMPN 13 Kota Bima yakni SDN Oi Niu, SDN Wadumbolo dan SDN 29 Tanjung. “Mudah-mudahan siswa asal tiga SDN setempat tidak mendaftar ke sekolah lain dengan tanpa memperhatikan ketentuan yang ada dimana jalur Prestasi 30 porsen, jalur Afirmasi 15 porsen dan jalur perpindahan tugas orang tua/wali 5 porsen,” bebernya.
Apabila dari tiga sekolah dasar tersebut banyak yang masuk daftar ke sekolah lain di luar zonasi, maka itu pelanggaran namanya. Lanjutnya, pada Tapel 2019/2020 lalu ada siswa asal Kelurahan Tanjung yang sudah sekolah di luar zonasi, dan akibat kekurangan biaya sewa ojek, akhirnya memilih untuk pindah kembali masuk ke SMPN 13 Kota Bima.
Namun, pihak sekolah (SMPN 13, red) tetap bersikukuh menolak siswa pindahan dari salah satu sekolah favorit di Kota Bima ini, sebagai akibatnya siswa tersebut pilih pindah ke sekolah swasta dan tetap pada status yang sama, yakni terbentur lagi dengan biaya ojek, karena jarak rumahnya dengan sekolah swasta itu, lumayan jauh.
Terkait pengadaan seragam putih biru sebanyak 30 stel, masing-masing 15 stel untuk laki-laki dan 15 stel untuk perempuan, semuanya merupakan sumbangan pribadi para guru yang mendapatkan Tunjangan Sertifikasi sebanyak 11 orang guru pada awal Tahun 2020 kemarin. Mengakhiri wawancara tersebut, Sulaiman mengaku siswa di sekolahnya berjumlah 67 siswa dari kelas VII dan kelas VIII, sedangkan pada kelas IX yang akan tamat tahun ini sejumlah 40 orang.
Sementara itu, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima melalui Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Gufran, AH, S.Pd, M.Si mewakili Kepala Dinas (Kadis) Dr. Ir. H. Syamsuddin M.S, mengatakan jika ada sekolah yang menerima siswa di luar zonasi, maka sanksinya akan mengenai diri siswa itu sendiri, terutama pada pencairana dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tahap pertama akan terkendala nantinya. Begitupun pada saat kelas IX (Sembilan) SMP, siswa tersebut akan bermasalah statusnya sebagai peserta Ujian Akhir Sekolah“. Menjelang penutupan pendaftaran secara serentak, kita (Dinas) akan mengetahui sekolah mana saja yang melanggar zonasi dan secara otomatis Sekolah yang menerima siswa Baru lebih dari Tapel 2019/2020 lalu, pasti dicurigai sekolah tersebut telah melanggar zonasi,” jelas Kabid Dikdas saat ditemui di depan ruangannya Selasa (23/06/2020) siang.
 |
| Gufran AH Kabid Pembinaan Dikdas Dikbud Kobi |
Pada prinsipnya sekolah harus mengikuti petunjuk dan aturan PPDB baik dilihat dari jalur zonasi, prestasi, afirmasi dan jalur perpindahan tugas orang tua/wali. Pasalnya, dana BOS itu dihitung per warga belajar untuk SD Rp. 900.000/siswa per tahun dan SMP Rp. 1.100.000/siswa per tahun“Jangan sampai dana BOS tersebut di jadikan lahan proyek oleh oknum kepsek,” ingat Gevon panggilan kerennya.
Dus, Dalam menghadapi Kota Bima di Era New Normal, sekolah akan mulai dibuka kembali yaitu pada tanggal 13 - 15 Juli dengan melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka (Luring) , cuman tetap harus mematuhi petunjuk protokoler kesehatan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19), Seperti : Sekolah harus menyediakan masker, sabun cair, tempat suci tangan (Westafel), hand sanitizer dan tissu kering, tutupnya. (TN – 01)
COMMENTS