Oleh : Muhammad Humaidin, M.Pd
Guru TIK SMP Negeri 14 Kota Bima
Guru TIK SMP Negeri 14 Kota Bima
Pada masa BDR (Belajar Dari Rumah) peran orang tua sangat penting sekali, karena orang tua menjadi penentu utama dalam membina anak-anak.
Anak adalah karunia Allah SWT sebagai hasil perkawinan antara ayah dan ibu. Dalam kondisi Normal, ia adalah buah hati belahan jantung, tempat bergantung di hari tua, generasi penerus cita-cita orang tua. Dalam membina anak-anak tidak di bedakan antara anak laki dan perempuan semua nya sama untuk memperoleh oleh pelayan pendidikan sesuai dengan potensi, bakat dan minat nya masing-masing.
Dalam mengasuh anak, khususnya dilingkungan keluarga, memerlukan kiat-kiat atau metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dengan berbagai metode di antaranya :
Anak adalah karunia Allah SWT sebagai hasil perkawinan antara ayah dan ibu. Dalam kondisi Normal, ia adalah buah hati belahan jantung, tempat bergantung di hari tua, generasi penerus cita-cita orang tua. Dalam membina anak-anak tidak di bedakan antara anak laki dan perempuan semua nya sama untuk memperoleh oleh pelayan pendidikan sesuai dengan potensi, bakat dan minat nya masing-masing.
Dalam mengasuh anak, khususnya dilingkungan keluarga, memerlukan kiat-kiat atau metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dengan berbagai metode di antaranya :
- Pembiasaan : Pengasuhan dan pendidikan di lingkungan keluarga lebih diarahkan kepada penanaman nilai-nilai moral keagamaan, pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan agar anak mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Penanaman nilai-nilai agama ada baiknya diawali dengan pengenalan simbol-simbol agama, tata cara ibadah, bacaan Alquran, doa dan seterusnya. Orang tua di harapkan membiasakan diri melakukan shalat, membaca Alquran dan mengucapkan kata yang baik.. karena dilakukan setiap hari, anak-anak mengalami proses internalisasi, pembiasaan Menjadi bagian dari hidupnya, maka dimana pun mereka berada tidak akan pernah meninggalkannya.
- Keteladanan : Pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua, terus dilakukan selama masa BDR, sehingga anak-anak kalau tidak melakukan Pembiasaan nya akan merasa bersalah atau ada yang hilang, seumpama dia meninggal kan sholat anak-anak akan merasa bersalah dan takut dosa terhadap Allah SWT. Selanjutnya setelah pembiasaan kita memberikan contoh atau keteladanan. Anak-anak khususnya pada usia dini selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang disekitarnya. Apa yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru oleh anak. Dalam hal agama kita menanamkan kebiasaan sholat sama anak-anak tentu kita harus sholat, begitu juga baca Alquran, kita juga harus membaca Alquran. Keteladanan memerlukan sosoke pribadi yang secara visual dapat dilihat, diamati, dan dirasakan oleh anak sendiri sehingga anak-anak ingin menirukannya. Penanaman nilai-nilai moral, kejujuran, tolong menolong, disiplin dan kerja keras, dapat dilakukan melalui tindakan nyata orang tua, tidak berbohong didepan anak-anak atau membohongi anak-anak dan sebagainya. Contoh lain, kalau orang tua melarang merokok, maka janganlah merokok didepan anak-anak, sebab anak akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tua nya. Dalam keluarga, proses pembiasaan dan keteladanan sholat, dapat dilakukan dengan sholat berjamaah dan selesai shalat membaca Alquran oleh seluruh anggota keluarga,dan anak terbiasa dan ada yang di contoh. Semoga anak-anak kita semua menjadi terbiasa dengan ajaran agama kita dan bisa meneladani orang tua dalam melakukan perintah Agama, dan menjadi modal untuk kesuksesan dunia Dan akhiratnya.
- Berdialog dan Nasehat : Penguatan karakter melalui Pembiasaan dan keteladanan merupakan hal utama yang harus kita tanamkan kepada anak, apalagi di masa BDR ini anak sepenuhnya belajar dari rumah di bawah bimbingan dan arahan orang tua, tentunya dengan suasana keakraban dan kekeluargaan kita berdialog dan memberikan nasihat kepada anak-anak agar mereka merasakan kenyamanan orang tua hadir di samping kita. Penanaman nilai-nilai keimanan, moral agama atau akhlak serta pembentukan sikap dan perilaku anak merupakan proses yang sering menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. Apalagi di masa pandemi Corona ini, anak-anak merasa jenuh, malas, tidak tertarik terhadap apa yang dikerjakan akibat lama sekali mereka berada di rumah. Orang tua sebaiknya memberikan perhatian khusus, melakukan dialog dari hati ke hati dan berusaha memahami persoalan yang dihadapi anak. Orang tua diharapkan mampu menjelaskan, memberikan pemahaman yang sesuai dengan tingkat berfikir mereka. Orang tua bisa mengambil contoh bagaimana Luqman menasihati anaknya. Nasihat-nasihat yang diberikan kepada anak dalam bentuk kisah Rasul, sahabat, orang yang beriman, cukup baik dan sering lebih berkesan. Demikian pula cerita yang lain tentang pahlawan, kejujuran dan keberanian.
- Penghargaan dan Hukuman : Selama masa pandemi Corona, proses belajar dari rumah ini orang tua mendampingi anak sepenuhnya, dimana orang tua menjadi guru bagi anak anak nya. Dalam menanamkan nilai-nilai moral keagamaan, sikap dan perilaku juga memerlukan pendekatan dan metode dengan pemberian penghargaan atau hukuman.
Penghargaan juga diberikan kepada anak kita yang terbiasa melakukan ibadah atau amal kebaikan yang mereka contoh atau teladani dari orang tuanya. Semakin banyak amal ibadah yang mereka kerjakan, semakin banyak hadiah yang kita berikan.
Sebaliknya anak yang tidak melakukan tindakan atau hal baik yang kita suruh untuk dikerjakan maka harus ditegur dengan perasaan lembut dengan memberikan nasihat dan berdialog bersama mereka dan diberikan sanksi sesuai dengan tingkat tan usianya. Didalam Islam juga pernah Rasulullah Saw berpesan agar orang tua menyuruh anaknya sholat pada usia 7 tahun dan bila usia 10 tahun masih belum melakukan sholat bisa diberikan peringatan keras "pukulah".
Anak adalah aset dunia dan akhirat bagi orang tua, kita mendidik mereka agar menjadi anak yang Sholeh, berbakti, kebanggaan, dan bisa menjadi anak yang mendoakan orang tua nya kelak nanti. Aamiin
Penulis :
Muhammad Humaidin, M. Pd
Koordinator Penggerak Inspirasi Pendidikan Wilayah Indonesia Timur
Muhammad Humaidin, M. Pd
Koordinator Penggerak Inspirasi Pendidikan Wilayah Indonesia Timur
COMMENTS