Kota Bima, Tupa News.- Suksesi pemilihan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pengurus Daerah (PD) Kota Bima Masa Bakti 2020 – 2025 yang akan dihelat pada bulan Oktober 2020 menjadi Hot issue yang sedang hangat diperbincangkan. Pasalnya, hingga berita ini ditulis, baru tiga nama Bakal Calon (Balon) yang ujuk gigi, sebut saja, Dedy Rosadi, M.Pd., M.Sc (Kepala SMAN 1 Kota Bima), Drs. H. Dahyar, M.Pd (Pengawas Pendidikan SD Kota Bima) dan Suhardin, S.Pd, M.Si (Kepala SDN 5 Rabangodu Utara).
Tentu saja untuk meraih suara pada pemilihan pengurus PGRI yang baru tersebut, balon akan memilih dua jalan, apakah jalan lurus ataukah jalan buntu. Seperti terendus media ini, diduga ada Balon yang sempat mencatut dan membawa embel-embel nama Kepala Daerah untuk memuluskan pencalonannya dan juga didalam meraih dukungan suara. Hal ini menimbulkan berbagai respon. ada yang mengatakan wajar-wajar saja. Tetapi, ada pula yang menilai itu sebagai langkah keliru, dan tidak jantan karena dapat merusak kredibilitas dan nama baik seorang kepala daerah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, kebenaran pencatutan nama Kepala Daerah tampaknya akan menjadi fakta yang tak terbantahkan (undebatable fact). Pasalnya, ada segelintir oknum yang menyebutkan dirinya selaku tim sukses salah seorang kandidat. Usut punya usut, ternyata oknum tim sukses ini mengirim pesan singkat via ponsel atau SMS (Short Mesage Service) dengan mencatut nama Kepala Daerah kepada beberapa orang Kepala Bidang (Kabid) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima. “Tolong dibantu calon ketua PGRI ini (Nama calon dirahasiakan) untuk dimenangkan dan intruksikan ke bawah (Guru dan stafnya untuk memilih yang bersangkutan) serta pilihan ini merupakan harga mati”, demikian bunyi sms singkat tersebut.
Untuk membuktikan sms berbau sesat itu, salah seorang Kabid yang enggan disebutkan namanya, membenarkan dirinya juga menerima sms dimaksud untuk mengarahkan Kepala Sekolah (Kepsek), guru dan stafnya untuk memilih calon yang dimaksud. “Benar adanya pesan singkat itu, dan oknum tim sukses ini mencatut nama Kepala Daerah. Tapi herannya, sms ini bersifat diteruskan dan nomor handphone yang mengirim sms adalah bukan nomor Kepala Daerah tetapi merupakan nomor handphone milik oknum tim sukses tersebut,” ujar seorang kabid yang ditemui Tupa News Senin (28/09/2020) di ruang kerjanya.
Tentu saja untuk meraih suara pada pemilihan pengurus PGRI yang baru tersebut, balon akan memilih dua jalan, apakah jalan lurus ataukah jalan buntu. Seperti terendus media ini, diduga ada Balon yang sempat mencatut dan membawa embel-embel nama Kepala Daerah untuk memuluskan pencalonannya dan juga didalam meraih dukungan suara. Hal ini menimbulkan berbagai respon. ada yang mengatakan wajar-wajar saja. Tetapi, ada pula yang menilai itu sebagai langkah keliru, dan tidak jantan karena dapat merusak kredibilitas dan nama baik seorang kepala daerah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, kebenaran pencatutan nama Kepala Daerah tampaknya akan menjadi fakta yang tak terbantahkan (undebatable fact). Pasalnya, ada segelintir oknum yang menyebutkan dirinya selaku tim sukses salah seorang kandidat. Usut punya usut, ternyata oknum tim sukses ini mengirim pesan singkat via ponsel atau SMS (Short Mesage Service) dengan mencatut nama Kepala Daerah kepada beberapa orang Kepala Bidang (Kabid) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima. “Tolong dibantu calon ketua PGRI ini (Nama calon dirahasiakan) untuk dimenangkan dan intruksikan ke bawah (Guru dan stafnya untuk memilih yang bersangkutan) serta pilihan ini merupakan harga mati”, demikian bunyi sms singkat tersebut.
Untuk membuktikan sms berbau sesat itu, salah seorang Kabid yang enggan disebutkan namanya, membenarkan dirinya juga menerima sms dimaksud untuk mengarahkan Kepala Sekolah (Kepsek), guru dan stafnya untuk memilih calon yang dimaksud. “Benar adanya pesan singkat itu, dan oknum tim sukses ini mencatut nama Kepala Daerah. Tapi herannya, sms ini bersifat diteruskan dan nomor handphone yang mengirim sms adalah bukan nomor Kepala Daerah tetapi merupakan nomor handphone milik oknum tim sukses tersebut,” ujar seorang kabid yang ditemui Tupa News Senin (28/09/2020) di ruang kerjanya.
Sementara itu, Salah seorang calon kandidat yang berhasil dimintai komentarnya, Drs. H. Dahyar, M.Pd (Pengawas Pendidikan SD Kota Bima) memaparkan bahwa awal bulan September lalu dirinya sempat bertemu dengan Kepala Daerah di Kota Bima ini untuk mempertanyakan apakah benar dirinya (Kepala daerah, red) mendukung salah satu kandidat. Kepala daerah langsung merespon, “saya pribadi maupun keluarga tidak terlibat secara lisan maupun tertulis mendukung salah satu kandidat calon Ketua PGRI Kota Bima ini, kalau mau maju silahkan cari dukungan sendiri-sendiri pada guru selaku pemilik suara dan jangan bawah-bawah nama saya pada pemilihan tersebut,” jawab kepala daerah saat itu yang dikutip H. Dahyar.
Pernyataan H. Dahyar ini juga dibenarkan oleh salah seorang Sekretaris Dinas di Kota Bima, “ia benar, Kepala Daerah berkata seperti yang dikutip H. Dahyar,” singkat NR (Insial) sekretaris dinas tersebut, pada Tupa News saat mendampingi H. Dahyar di ruang Pengawas Pendidikan Kota Bima Senin (28/09/2020).
Dus, Dengan segala kebesaran jiwa dan hatinya bak seorang pemimpin besar, seorang H. Dahyar menghimbau kepada seluruh calon kandidat ketua PGRI, termaksud dirinya sendiri, untuk bersama-sama memikirkan nasib dan eksistensi PGRI ke depan di tengah derasnya arus perpecahan terutama di kalangan guru dan warga sekolah pada umumnya. “Siapapun yang terpilih sebagai ketua PGRI yang akan datang, haruslah memiliki visi yang kuat untuk merangkul dan menyatukan kembali persepsi guru yang saat ini sudah berkotak-kotak,” harapnya. Semoga!. (TN – 03)
Pernyataan H. Dahyar ini juga dibenarkan oleh salah seorang Sekretaris Dinas di Kota Bima, “ia benar, Kepala Daerah berkata seperti yang dikutip H. Dahyar,” singkat NR (Insial) sekretaris dinas tersebut, pada Tupa News saat mendampingi H. Dahyar di ruang Pengawas Pendidikan Kota Bima Senin (28/09/2020).
Dus, Dengan segala kebesaran jiwa dan hatinya bak seorang pemimpin besar, seorang H. Dahyar menghimbau kepada seluruh calon kandidat ketua PGRI, termaksud dirinya sendiri, untuk bersama-sama memikirkan nasib dan eksistensi PGRI ke depan di tengah derasnya arus perpecahan terutama di kalangan guru dan warga sekolah pada umumnya. “Siapapun yang terpilih sebagai ketua PGRI yang akan datang, haruslah memiliki visi yang kuat untuk merangkul dan menyatukan kembali persepsi guru yang saat ini sudah berkotak-kotak,” harapnya. Semoga!. (TN – 03)
COMMENTS