KOTA BIMA, TUPA NEWS.— Warisan budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi sumber inspirasi untuk masa depan. Kapolres Kota Bima, AKBP Didik Putra Kuncoro, SIK., M. SI yang akrab disapa Bang Didik, mempersembahkan sebuah karya penuh makna bertajuk "Uma Lengge Tatag Trawang Tungga", menjadikan rumah adat Uma Lengge sebagai simbol utama dalam meneguhkan nilai-nilai luhur budaya Mbojo.
Berikut kupasannya yang dirilis media ini : Uma Lengge adalah rumah adat khas masyarakat Bima yang sarat filosofi kehidupan. Bentuk arsitekturnya yang menjulang dan kokoh mencerminkan prinsip hidup masyarakat Mbojo yang mandiri, tangguh, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Dibangun dari bahan-bahan alami, Uma Lengge mengajarkan keharmonisan antara manusia dan alam. Atapnya yang runcing mengarah ke langit melambangkan harapan dan pengabdian yang tulus kepada Yang Maha Kuasa.
Dalam konteks karya ini, Uma Lengge disandingkan dengan filosofi Tatag Trawang Tungga, yang mengandung tiga nilai utama, yakni :
Tatag : Keteguhan dalam pendirian dan komitmen menjaga prinsip hidup.
Trawang : Kejernihan dalam berpikir, menimbang segala hal dengan akal sehat dan nurani.
Tungga : Ketinggian cita dan semangat untuk mengabdi dengan tulus demi kebaikan bersama.
“Ini bukan sekadar simbol visual, tetapi representasi nilai-nilai luhur masyarakat Bima yang terus hidup dalam sanubari kami, termasuk di lingkungan kepolisian,” ujar AKBP Didik, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Bang Didik, dalam sambutannya.
Kehadiran Uma Lengge Tatag Trawang Tungga di lingkungan Mapolres Kota Bima menjadi pengingat bahwa tugas pengayoman tak lepas dari akar budaya. Inisiatif ini pun menuai apresiasi luas dari tokoh masyarakat dan budayawan lokal sebagai bentuk sinergi antara pelestarian budaya dan pelayanan publik.
Dengan semangat ini, Polres Kota Bima tak hanya menjadi penjaga keamanan, tapi juga penjaga warisan budaya—sebuah langkah kecil namun berarti untuk memperkuat identitas Mbojo di tengah arus modernisasi. (TN - Uda Gedys Bima)
COMMENTS