Pulau Sanghyang Api merupakan pulau dengan gunung api aktif sepanjang masa. Dari dalam pulau ini pernah ditemukan 8 Nekara Dongsong dengan masing-masing berdiameter 2 meter, yang sebagian besar kini ada di Museum Nasional.
Berdasarkan relief dari salah satu Nekara, nekara-nekara Sanghyang Api diperkirakan dibuat pada abad 2 Masehi dan menurut Heekeren sudah ada di Pulau Sanghyang Api di pertengahan Abad 3 masehi.
Berdasarkan deskripsi catatan China abad 3 masehi, Pulau vulkanik Sanghyang Api disebut sebagai Pulau Chia-ying yang berjarak 11 ribu li atau 5.500 km atau 3.418 mil dari Tonkin (China). Luas keliling Pulau Chia-ying 300 li atau 150 km atau 93,2 mil. Disisi utara pulau adalah letak gunung apinya sementara sisi selatan pulau letak kerajaannya.
Pulau Chia-ying merupakan ujung timur pelayaran jauh dari Cylon ke Tonkin hingga abad 5 masehi. Mulai bulan 12 hingga bulan 3 tahun china, kapal-kapal dari Cylon berlindung sekitar Chia-ying atau teluk-teluk sekitar dari angin muson barat. Bulan 4 tahun china baru akan mulai berlayar lagi dari Chia-ying ke Tonkin dengan mengandalkan angin timur selama 30 hari ke barat, lalu 11 hari ke barat daya, lalu 30 hari ke utara menujui Funan. Lalu 30 hari lagi menuju Tonkin.
Catatan terakhir pelayaran jauh dari Cylon menuju Tonkin dan mampir di Sanghyang Api (Chia-ying) di abad V masehi adalah catatan pelayaran Sramana Budha Badra, guru dari Fexian pada tahun 416 masehi. Saat itu Guru Sramana diminta Fexian untuk membawa kitab budha ke China dan menerjemahkan disana sementara ia masih harus belajar memperdalam ilmu agama di Cylon.
Pelayaran Fexian dari Cylon ke Tonkin kemudian seharusnya juga akan ke Sanghyang Api sebagai terminal menunggu angin timur datang dan muson barat berakhir. Namun saat itu kapal yang Fexian tumpangi mengalami kerusakan sehingga ia terdampar di pulau Jawa dan harus menunggu kapal lain untuk melanjutkan perjalanan ke Tonkin. (***)
COMMENTS